Kawan, kalo tak salah imsakiyah maka Insyaallah Kamis tanggal 17 Mei kita akan bertemu lagi dengan penghulu bulan. Ya bulan yang selalu di idam-idamkan para ahli ibadah Syahru Ramadhan.
Kami warga Gampong Pukat Kecamatan Pidie pun tak ketinggalan mempersiapkan diri menyambut bulan mulia tersebut. Selain persiapan masing-masing keluarga tentu juga persiapan sarana ibadah khas Bulan Ramadhan.
Karenanya Gampong mengadakan gotong royong guna membenahi kesiapan meunasah baik sebagai sarana ibadah maupun ajang bersilaturahmi.
Dengan penuh suka cita masing memilih sendiri bagian yang ingin di kerjakan. Maka fokus utama tentu ruang utama menasah yang nantinya shalat tarawih di sini di adakan.
Awalnya tampak Tgk. Lie membersihkan loteng dari debu dan sarang laba-laba. Lalu setelahnya baru menyapu lantai.
Tak puas hanya tersapu beberapa warga membilas lantai dengan air. Pada bilasan terakhir tak lupa di tambahkan pengharum.
Tak lupa tabir pemisah sah lelaki dan wanita pun dijemur. Khawatir kalau-kalau lembab dan berjamur. Biasanya sih dicuci cuma kali ini kayaknya baru-baru saja di cuci maka di angin-anginkan saja.
Beberapa orang juga tampak membersihkan halaman dengan cangkul dan parang ditangan. Bererapa tumbuhan liar jadi mangsa mereka.
Oya warga tak lupa juga membenahi dapur bubur kanji yang setahun tak terurus. Dibersihkan sampahnya dipindahkan barang-barang yang bukan ditempatnya.
Maka setelah ditata kembali penampakannya jadi seperti dibawah ini.
Lazim hampir di seluruh Aceh meunasah menyediakan bubur kanji yang dimasak dalam jumlah banyak. Setiap warga yang mau boleh datang mengambil untuk buka puasa dirumahnya atau bila berkenan bisa juga buka puasa bersama di meunasah. Biasanya bahan dari kami adalah sedekah dari warga ada yang bentuk beras bahkan ayam untuk bahan campuran. Namun ada anggota tak sempat ke pasar hanya menyedekahkan duit saja.
Ada satu hal yang tak boleh tidak di persiapkan agar kanji jadi dimasak, apa itu ? Ya BBK alias bahan bakar kayu.
Kebetulan ada warga yang menyedekahkan kayu dari kebunnya. Maka beberapa warga pun mengangkutnya dari rumah empunya kayu ke dapur kanji. Tak banyak memang, tapi sudah cukuplah untuk beberapa hari awal Ramadhan.
Peralatan makan minumpun menjadi perhatian gotong royong. Peralatan itu nantinya akan digunakan untuk buka puasa bersama juga untuk peserta tadarus yang setiap malam diadakan.
Yang tak kalah pentingnya adalah ini saudara-saudara.
Entah kebetulan atau tak sengaja setiap Ramadhan biasanya pasokan listrik tidak stabil
Karenanya tadi genset di gudang dikeluarkan untuk diperiksa fungsinya. Ini berkaitan dengan ibadah shalat tarawih. Suram bila membayangkan tarawih tanpa listrik. Sudah gelap, panas pula karena kipas angin tak hidup.
Mungkin itu saja yang dapat saya bagikan kali ini. Moga Allah menyampaikan kita pada bulan Ramadhan dan semoga ini bukan bulan Ramadhan terakhir kita.
Marhaban Ya Ramadhan.